Sahabat Edukasi yang berbahagia...
Peringatan Hari Pendidikan Nasional dilaksanakan pada setiap tanggal 2 Mei, di mana pada tanggal ini bertepatan dengan hari ulang tahun Ki Hadjar Dewantara, hero nasional yang dihormati sebagai bapak pendidikan nasional di Indonesia.
Berikut pidato / sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tanggal 2 Mei 2020, selengkapnya sebagai berikut :
Berikut pidato / sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tanggal 2 Mei 2020, selengkapnya sebagai berikut :
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua,
Hari ini kita kembali merayakan Hari Pendidikan Nasional. Mari kita panjatkan puji dan puja ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, atas ijin, rahmat dan karunia-Nya kita sanggup kembali berkumpul merayakan semangat, capaian dan harapan pendidikan dan kebudayaan bangsa.
Kepada para pegiat pendidikan di seluruh penjuru Nusantara, ijinkan saya memberikan apresiasi atas kiprah aktifnya dalam mencerdaskan saudara sebangsa. Kepada Ibu dan Bapak pendidik di seluruh jenjang, yang tak lelah menyalurkan inspirasi, membuka jalan pencerahan, dan membangkitkan asa setiap insan yang dididiknya semoga menjadi insan yang berkarakter, berpengetahuan dan menawarkan faedah bagi sekitarnya, ijinkan saya atas nama pemerintah menghaturkan rasa hormat mendalam.
Ibu, Bapak dan Hadirin yang mulia,
Hari Pendidikan Nasional kita rayakan sebagai hari kesadaran ihwal pentingnya kualitas manusia. Presiden Jokowi menggariskan bahwa Indonesia akan menjadi bangsa yang disegani dunia dan akan berhasil dalam banyak sekali kompetisi era global jikalau tinggi kualitas manusianya. insan yang terdidik dan tercerahkan ialah kunci kemajuan bangsa. Segala capaian yang kita raih sebagai individu maupun sebagai bangsa kolektif tak lepas dari persinggungan dengan pendidikan. Mutu dan jenjang pendidikan berdampak besar pada ruang kesempatan untuk maju dan sejahtera. Maka memastikan setiap insan Indonesia mendapat terusan pendidikan yang bermutu sepanjang hidupnya sama dengan memastikan kejayaan dan keberlangsungan bangsa.
Dunia ketika ini ialah dunia yang sangat berbeda dengan dunia beberapa dekade lalu. Perubahan terjadi begitu cepat dalam skala eksponensial yang tidak pernah ditemui dalam sejarah umat insan sebelumnya. Revolusi teknologi menjadi pendorong lompatan perubahan yang akan kuat pada cara kita hidup, cara kita bekerja, dan tentu saja, cara kita belajar. Meramalkan masa depan menjadi semakin sulit alasannya ialah ketidakpastian perubahan yang ada. Namun yang harus kita pastikan kepada belum dewasa kita ialah bahwa kita menawarkan pertolongan sepenuhnya kepada mereka untuk menyiapkan diri meraih kesempatan yang terpampang di hadapannya.
Salah satu pertolongan yang perlu kita berikan pada belum dewasa Indonesia ialah memastikan bahwa apa yang mereka pelajari ketika ini ialah apa yang memang mereka butuhkan untuk menjawab tantangan jamannya. Keterampilan utuh yang diharapkan oleh belum dewasa Indonesia di kurun 21 ini meliputi tiga komponen yaitu kualitas karakter, kemampuan literasi, dan kompetensi.
Karakter terdiri dari dua bagian. Pertama, abjad moral, sesuatu yang sering kita bicarakan. Karaker moral itu antara lain ialah nilai Pancasila, keimanan, ketakwaan, intergitas, kejujuran, keadilan, empati, rasa welas asih, sopan santun. Yang kedua dan tak kalah pentingnya ialah abjad kinerja. Di antara abjad kinerja ialah kerja keras, ulet, tangguh, rasa ingin tahu, inisiatif, gigih, kemampuan beradaptasi, dan kepemimpinan. Kita ingin belum dewasa Indonesia menumbuhkan kedua bab abjad
ini secara seimbang. Kita tak ingin belum dewasa Indonesia menjadi anak yang jujur tapi malas, atau rajin tapi culas. Keseimbangan abjad baik ini akan menjadi pemandunya dalam menghadapi lingkungan perubahan yang begitu cepat.
Literasi dasar menjadi komponen kemampuan kurun 21 yang perlu kita perhatikan berikutnya. Literasi dasar memungkinkan belum dewasa meraih ilmu dan kemampuan yang lebih tinggi serta menerapkannya kepada kehidupan hariannya. Bila selama ini kita berfokus pada literasi baca-tulis dan berhitung yang masih harus kita perkuat, maka sekarang kita perlu pula memperhatikan literasi sains, literasi teknologi, literasi finansial dan literasi budaya.
Terakhir dan tak kalah pentingnya ialah komponen kompetensi. Abad 21 menuntut belum dewasa Indonesia bisa menghadapi masalah-masalah yang kompleks dan tidak terstruktur. Maka mereka membutuhkan kompetensi kemampuan kreativitas, kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah, kemampuan komunikasi serta kemampuan kolaborasi.
Ibu, Bapak, dan Hadirin yang mulia,
Setiap anak lahir sebagai pembelajar, tumbuh sebagai pembelajar. Kita semua menyaksikan sendiri betapa belum dewasa terlahir dengan rasa ingin tahu yang besar dan keberanian untuk mencoba. Proses belajarnya didapatkan melalui permainan dan petualangan. Lalu ketika beliau mulai melangkah masuk ke sekolah, beliau mulai berhadapan dengan struktur dan banyak sekali peraturan sebagai bab dari sebuah model masyarakat mini. Struktur dan banyak sekali peraturan yang beliau hadapi ini sanggup mengarahkan mereka
terus menjadi pembelajar, atau justru sebaliknya, meredupkan hasrat belajarnya.
Adalah kiprah kita semua untuk memastikan binar keingintahuan di mata setiap anak Indonesia, serta api semangat berkarya di dalam dirinya tidak akan padam. Adalah kiprah kita menawarkan ruang bagi belum dewasa Indonesia untuk berkontribusi, memajukan dirinya, memajukan masyarakatnya, memajukan kebudayaan bangsanya. Rasa percaya dari orang remaja kepada belum dewasa untuk berkarya dan ikut membawa kebudayaan kita terus bergerak melangkah maju ialah kunci kemajuan negara.
Ibu, Bapak dan Hadirin yang berbahagia,
Hari Pendidikan Nasional ini kita rayakan alasannya ialah kita termasuk di antara yang sudah mencicipi dampaknya. Maka pada bulan Mei ini, di mana Hari Pendidikan Nasional terletak, ayo kita ikut bergerak, ikut terlibat dalam memperluas efek pendidikan terhadap saudara-saudara sebangsa yang belum sepenuhnya mencicipi kesempatan itu. Karena itulah pada tahun ini kita menentukan tema “Nyalakan Pelita, Terangkan Cita-cita” sebagai tema keriaan Hari Pendidikan Nasional. Kita ingin pendidikan benar-benar berperan sebagai pelita bagi setiap anak Indonesia yang akan membuatnya bisa melihat peluang, mendorong kemajuan, menumbuhkan karakter, dan menawarkan kejernihan dalam menata dan menyiapkan masa depannya.
Mari kita perluas keriaan pendidikan dan kebudayaan selama sebulan ke depan. Kita bayar balik apa yang telah kita dapatkan dari pendidikan, kita gelorakan semangat bergerak untuk pendidikan, dan kita teruskan ikhtiar bersama ini.
Kepada semua yang telah mencicipi manfaat pendidikan dan di bulan pendidikan ini, sapalah para pendidik kita dulu. Tanyakan kabarnya, ucapkan terima kasih dan tunjukkan apreasiasi pada mereka, para pendidik dan pejuang pendidikan. Lalu mari sama-sama kita memutuskan bahwa ikhtiar memajukan pendidikan akan kita lanjutkan dan kembangkan.
Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Melapangkan dan Maha Meninggikan, selalu meridhai ikhtiar kita untuk mencerdaskan kehidupan bangsa kita tercinta.
Selamat Hari Pendidikan Nasional,
Selamat merayakan dan memeriahkan bulan pendidikan dan kebudayaan.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Jakarta, 2 Mei 2020
Anies Baswedan, Ph.D.
Download selengkapnya Pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI pada Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2020 silahkan klik pada links sumber berikut. Semoga bermanfaat dan terimakasih... Salam Edukasi...!
0 Komentar untuk "Pidato Mendikbud Ri Dalam Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2020"