10 konsep geografi dan contohnya dengan klarifikasi lengkap - Pada tahun 1988 para andal geografi menyelenggarakan seminar lokakarya dan menghasilkan 10 konsep esensial geografi yang meliputi konsep lokasi, jarak, keterjangkauan, morfologi, aglomerasi, nilai kegunaan, pola deferensiasi areal, interaksi, dan keterkaitan keruangan.
1. Konsep Lokasi
Konsep lokasi menjadi ciri khusus ilmu pengetahuan geografi. Secara pokok, konsep lokasi dibedakan menjadi dua, yaitu lokasi otoriter dan relatif.
a. Lokasi absolut
Lokasi ini mengatakan letak yang tetap terhadap sistem grid atau koordinat. Untuk memilih lokasi ini, harus memakai letak secara astronomis, yaitu menurut garis lintang dan garis bujur. Letak otoriter bersifat tetap dan tidak berubah. Contohnya ialah suatu titik berlokasi pada 3 oLS dan 130 oBT terdapat di Papua. Selama standar perhitungan astronomis masih digunakan, maka titik lokasi tersebut tidak akan berubah.
Jarak pada hakikatnya ialah pemisah antarwilayah atau tempat, tetapi pengertian pemisah kini ini berubah sejalan dengan kemajuan-kemajuan antara lain di bidang teknologi (khususnya sarana transportasi) dan komunikasi.
Dengan aneka macam teknologi transportasi (pesawat terbang dan kereta api express) dan teknologi komunikasi mutakhir (telepon seluler, mesin faksimili, dan internet) orang sanggup dengan gampang dan cepat dalam berafiliasi dengan orang lain, sehingga cukup umur ini jarak bukan merupakan suatu faktor pemisah atau penghambat dalam kehidupan manusia.
Keterjangkauan atau aksesibilitas suatu daerah yang masih rendah lama-kelamaan akan bermetamorfosis lebih baik seiring dengan perkembangan kemajuan perekenomian dan teknologi. Sebagai teladan kodisi fisik di wilayah Pulau Jawa yang relatif mempunyai aksesibilitasnya yang tinggi, dibandingkan dengan pulau Irian (Papua) yang aksesibilitasnya rendah alasannya ialah daerahnya berupa pegunungan dengan lerengnya yang terjal.
Morfologi merupakan perwujudan bentuk daratan muka bumi sebagai hasil pengangkatan atau penurunan wilayah menyerupai pengikisan dan pengendapan atau sedimentasi. Melihat insiden tersebut adsa wilayah yang berbentuk pulau, pegunungan, daratan, lereng, lembah, dan dataran aluvial. Morfologi dataran ialah perwujudan wilayah yang biasanya dipakai insan sebagai tempat bermukim, untuk perjuangan pertanian, perekenomian. Pada umumnya, penduduk terpusat pada daerah-daerah lembah sunai besar dan tanah datar yang subur. Wilayah pegunungan dengan lereng terjal sangat jarang dipakai sebagai permukiman.
Aglomerasi atau pemusatan ialah kecenderungan persebaran penduduk yang bersifat mengelompok pada suatu wilayah yang relatif sempit dan bersifat menguntungkan, alasannya ialah kesamaan tanda-tanda ataupun faktor-faktor umum yang menguntungkan. Penduduk di perkotaan cenderung tingal secara mengelompok pada tingkat sosial yang sejenis menyerupai permukiman elit atau mewah, permukiman khusus pedagang, kompleks perumahan pegawai negeri, atau permukiman kumuh. Di daerah pedesaan, pada umumnya penduduk mengelompok di daerah dataran yang subur.
Salah satu laba yang didapat dengan adanya aglomerasi (pemusatan) penduduk dengan tingkat kepadatan yang tinggi ialah dimungkinkannya suatu sistem ekonomi yang memanfaatkan jumlah penduduk yang besar sebagai daerah pemsaran atau pelayanan, namun meliputi wilayah yang sempit. Dari sini dimungkinkan suatu efisiensi yang tinggi dalam produksi pengangkutan barang maupun pengadaan sarana pelayanan umum.
Wilayah pedesaan dan perkotaan ini secara bantu-membantu dan terus-menerus mengalami perubahan dari waktu ke waktu (bersifat dinamis). Deferensiasi areal juga berakibat terjadinya interaksi penduduk antarwilayah, contohnya mobilisasi penduduk (trnasmigrasi, urbanisasi, imigrasi dan emigrasi), dan pertukaran barang dan jasa.
Interaksi ialah acara saling menghipnotis daya, objek, atau tempat yang satu dengan tempat lainnya. Setiap tempat berbagi potensi daya alamnya dan kebutuhan yang tidak selalu sama dengan tempat lain. Perbedaan tersebut menjadikan terjadinya interaksi dan interdependensi antar wilayah. Interaksi antara daerah pedesaan dan perkotaan sangat penting peranannya untuk pemenuhan kebutuhan hidup diantara keduanya. Bentuk interaksi tersebut contohnya proses pengangkutan hasil pertanian dari desa ke kota, dan proses pengangkutan mesin pertanian dari kota ke desa. Interaksi juga terjadi antara kota yang satu dengan kota yang lain baik dalam bentuk pertukaran barang dan jasa, maupun perpindahan penduduk. Interaksi keruangan terjadi antar unsur atau fenomena setempat dengan fenomena alam ataupun kehidupan.
Artikel selanjutnya, silahkan baca: Prinsip-prinsip Geografi (Distribusi, Interrelasi, Deskripsi, Krologi) dan Contohnya
Sumber artikel 10 konsep geografi dan contohnya (penjelasan lengkap dengan gambar): Buku Geografi Untuk SMA/MA Kelas X, Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan.
b. Lokasi Relatif
Lokasi relatif sering disebut dengan letak geografis. Lokasi relatif sifatnya berubah-ubah dan sangat berkaitan dengan keadaan sekitarnya. Contohnya ialah suatu daerah yang terpencil dan sangat jarang penduduknya, tetapi selama bertahun-tahun ternyata di daerah itu kaya akan tambang, sehingga mengakibatkan daerah tersebut menjadi ramai pendudukgambar teladan lokasi relatif ialah daeerah pertambangan yang mula-mula sepi menjadi ramai |
2. Konsep Jarak
Jarak berkaitan dekat dengan lokasi, dan dinyatakan dengan ukuran jarak lurus di udara yang gampang diukur pada peta. Jarak sanggup juga dinyatakan sebagai jarak tempuh, baik yang berkaitan dengan waktu perjalanan yang dibutuhkan maupun dengan satuan biaya angkutan. Jarak sebagai pemisah antara dua tempat sanggup berubah sesuai dengan perkembangan zaman.Jarak pada hakikatnya ialah pemisah antarwilayah atau tempat, tetapi pengertian pemisah kini ini berubah sejalan dengan kemajuan-kemajuan antara lain di bidang teknologi (khususnya sarana transportasi) dan komunikasi.
Dengan aneka macam teknologi transportasi (pesawat terbang dan kereta api express) dan teknologi komunikasi mutakhir (telepon seluler, mesin faksimili, dan internet) orang sanggup dengan gampang dan cepat dalam berafiliasi dengan orang lain, sehingga cukup umur ini jarak bukan merupakan suatu faktor pemisah atau penghambat dalam kehidupan manusia.
3. Konsep Keterjangkauan
Keterjangkauan tidak selalu berafiliasi dengan jarak. Keterjangkauan lebih berafiliasi dengan kondisi medan yang berkaitan dengan sarana angkutan dan transportasi yang digunakan. Suatu tempat yang tidak mempunyai jaringan transportasi dan komunikasi yang memadai maka sanggup dikatakan daerah tersebut terisolasi atau terpencil. Ada beberapa penyebab suatu daerah mempunyai aksesibilitas atau keterjangkauan yang rendah, diantaranya kondisi topografi daerah tersebut yang bergunung, berhutan lebat, rawa-rawa, atau berupa gurun pasir.Keterjangkauan atau aksesibilitas suatu daerah yang masih rendah lama-kelamaan akan bermetamorfosis lebih baik seiring dengan perkembangan kemajuan perekenomian dan teknologi. Sebagai teladan kodisi fisik di wilayah Pulau Jawa yang relatif mempunyai aksesibilitasnya yang tinggi, dibandingkan dengan pulau Irian (Papua) yang aksesibilitasnya rendah alasannya ialah daerahnya berupa pegunungan dengan lerengnya yang terjal.
kota dengan aksesibilitas yang tinggi |
4. Konsep Morfologi
Morfologi merupakan perwujudan bentuk daratan muka bumi sebagai hasil pengangkatan atau penurunan wilayah menyerupai pengikisan dan pengendapan atau sedimentasi. Melihat insiden tersebut adsa wilayah yang berbentuk pulau, pegunungan, daratan, lereng, lembah, dan dataran aluvial. Morfologi dataran ialah perwujudan wilayah yang biasanya dipakai insan sebagai tempat bermukim, untuk perjuangan pertanian, perekenomian. Pada umumnya, penduduk terpusat pada daerah-daerah lembah sunai besar dan tanah datar yang subur. Wilayah pegunungan dengan lereng terjal sangat jarang dipakai sebagai permukiman.
5. Konsep Aglomerasi
Aglomerasi atau pemusatan ialah kecenderungan persebaran penduduk yang bersifat mengelompok pada suatu wilayah yang relatif sempit dan bersifat menguntungkan, alasannya ialah kesamaan tanda-tanda ataupun faktor-faktor umum yang menguntungkan. Penduduk di perkotaan cenderung tingal secara mengelompok pada tingkat sosial yang sejenis menyerupai permukiman elit atau mewah, permukiman khusus pedagang, kompleks perumahan pegawai negeri, atau permukiman kumuh. Di daerah pedesaan, pada umumnya penduduk mengelompok di daerah dataran yang subur.
Salah satu laba yang didapat dengan adanya aglomerasi (pemusatan) penduduk dengan tingkat kepadatan yang tinggi ialah dimungkinkannya suatu sistem ekonomi yang memanfaatkan jumlah penduduk yang besar sebagai daerah pemsaran atau pelayanan, namun meliputi wilayah yang sempit. Dari sini dimungkinkan suatu efisiensi yang tinggi dalam produksi pengangkutan barang maupun pengadaan sarana pelayanan umum.
6. Konsep Nilai Kegunaan
Nilai kegunaan suatu fenomena di muka bumi bersifat relatif, artinya nilai kegunaan itu tidak sama, tergantung dari kebutuhan penduduk yang bersangkutan. Misalnya, penduduk yang tinggal di daerah pegunungan, mereka menganggap daerah pegunungan tidak mempunyai nilai nilai kegunaan mereka berorientasi pada sumber-sumber pertanian di daerah dataran subur di pecahan bawah (kaki gunung). Sebaliknya, penduduk kota menganggap pegunungan mempunyai nilai kegunaan yang tinggi untuk rekreasi, alasannya ialah suasana alami pegunungan sanggup menghilangkan penat akan hiruk pikuk suasana perkotaan.7. Konsep Pola
Geografi mempelajari pola-pola, bentuk, dan persebaran fenomena di permukaan bumi. Geografi juga berusaha memahami makna dari pola-pola tersebut serta berusaha untuk memanfaatkannya. Pola berkaitan dengan susunan, bentuk, dan persebaran fenomena dalam ruang muka bumi. Fenomena yang dipelajari ialah fenomena alami dan fenomena sosial. Fenomena alami menyerupai fatwa sungai, persebaran vegetasi, jenis tanah, dan curah hujan. Fenomena sosial misalnya, persebaran penduduk, mata pencaharian, permukiman, dan lain-lain. Contoh penerapan konsep pola di tempat perkotaan yaitu, insan membangun tempat permukiman dengan pola sedemikian rupa semoga memudahkan masyarakat mencapai tempat kerja, sekolah, pasar, sehingga gampang membuat kehidupan sehari-hari yang nyaman dan sejahtera.8. Konsep Deferensial Areal
Wilayah pada hakekatnya ialah suatu perpaduan antara aneka macam unsur, baik unsur lingkungan alam ataupun kehidupan. Hasil perpaduan ini akan menghasilkan ciri khas bagi suatu wilayah (region). Misalnya, wilayah pedesaan dengan corak khas area persawahan sangat berbeda dengan wilayah perkotaan yang terdiri atas area permukiman, pusat-pusat perdagangan dan terkonsentrasinya aneka macam utilitas kehidupan.Wilayah pedesaan dan perkotaan ini secara bantu-membantu dan terus-menerus mengalami perubahan dari waktu ke waktu (bersifat dinamis). Deferensiasi areal juga berakibat terjadinya interaksi penduduk antarwilayah, contohnya mobilisasi penduduk (trnasmigrasi, urbanisasi, imigrasi dan emigrasi), dan pertukaran barang dan jasa.
9. Konsep Interaksi/ Interdependensi
Interaksi ialah acara saling menghipnotis daya, objek, atau tempat yang satu dengan tempat lainnya. Setiap tempat berbagi potensi daya alamnya dan kebutuhan yang tidak selalu sama dengan tempat lain. Perbedaan tersebut menjadikan terjadinya interaksi dan interdependensi antar wilayah. Interaksi antara daerah pedesaan dan perkotaan sangat penting peranannya untuk pemenuhan kebutuhan hidup diantara keduanya. Bentuk interaksi tersebut contohnya proses pengangkutan hasil pertanian dari desa ke kota, dan proses pengangkutan mesin pertanian dari kota ke desa. Interaksi juga terjadi antara kota yang satu dengan kota yang lain baik dalam bentuk pertukaran barang dan jasa, maupun perpindahan penduduk. Interaksi keruangan terjadi antar unsur atau fenomena setempat dengan fenomena alam ataupun kehidupan.
proses pengangkutan hasil pertanian sayur mayur dari desa ke kota bentuk interaksi yang terjadi antara desa dan kota. Image by ahsanfile.com |
10. Konsep Keterkaitan Keruangan
Keterkaitan keruangan atau asosiasi keruangan ialah derajat keterkaitan persebaran suatu fenomena dengan fenomena lain di suatu tempat atau ruang. Fenomena yang dimaksud ialah fenomena alam dan fenomena kehidupan sosial. Contohnya ialah ketertaikatan antara tingkat pengikisan dengan kesuburan tanah. Semakin besar tingkat pengikisan maka kesuburan tanah semakin berkurang.Artikel selanjutnya, silahkan baca: Prinsip-prinsip Geografi (Distribusi, Interrelasi, Deskripsi, Krologi) dan Contohnya
Sumber artikel 10 konsep geografi dan contohnya (penjelasan lengkap dengan gambar): Buku Geografi Untuk SMA/MA Kelas X, Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan.
0 Komentar untuk "10 Konsep Geografi Dan Misalnya (Penjelasan Lengkap Dengan Gambar)"