Dasar-Dasar Kependidikan

Berikut uraian Resume Mata kuliah DASAR-DASAR KEPENDIDIKAN

PENGERTIAN PENDIDIKAN
Pendidikan yaitu kata yang sering sekali kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Tapi  kadang kita kurang memahami apa yang disebut pendidikan,apa landasan pendidkan itu dan lain sebagianya. Tulisan ini akan mencoba menguraikan pendidikan di tinjau dari pendapat para ahli,teori perihal pendidikan,dan lembaga-lembaga pendidikan. 
Beberapa andal telah mengungkapkan mengenai pengertian pendidikan diantaranya :
a.       Menurut Carter V. God dalam “Dictionary of Education “
1)      Pendidikan merupakan seni, praktek, atau profesi sebagai pengajar
2)      Merupakan ilmu yang sistematis atau pengajaran yang bekerjasama dengan prinsip-prinsip dan metode metode mengajar,bpengawasan dan bimbingan murid. Dalam arti luas digantikan dengan istilah pendidikan
3)      Merupakan seni untuk membuat dan memahami ilmu pengetahuan yang tersusun yang diwarisi atau dikembangkan masa lampau oleh generasi bangsa

b.      Menurut buku “ Higher Education for American democracy” Pendidikan yaitu suatu forum dalam tiap-tiap masyarakata yang beradab, tetapi tujuan tujuan pendidikn tidaklah sma dalammsetiap masyrakat. Sistem pendidikan suatu masyarakat tertentu dan tujuan pendidikan didasarkan atas prinsip-prinsip harapan dan filsafat yang berlaku dalam suatu masyarakat

c.       Menurut professor Rechey dalam buku  “Planing for teaching an Introduction to education ‘ Istilah “Pendidikan” bekenaan dengan fungsi yang luas dari pemeliharaan an perbaikan kehidupa suatu masyarakat yang gres (generasi muda) bagi penuaian kewajiban dan tanggung jawabnya kepada masyarakat. Jdi pendidikan yaitu suatu proses yang lebih luas dari proses yang berlangsung disekolahn saja. Pendidikan yaitu suatu akyivitas social yang esensial yang memungkinkan masyarakat yang kompleks  

d.      Menurut Prof Lodge dalam buku “Philosophy of Education “ Pendidikan dalam arti luas semua pengalaman dapt dapt dikatakan sebagai pendidikan Dalam pengertian yang lebih sempit “Pendidikan” dibatasi pada fungsi tertentu didalam masyarakat yang terdiri atas penyerahan adat istiadat dengan latar belakang sosialnya, pandangan hidup masyarakatnya kepada warga masyarakat gnerasi berikutnya dan demikian setrusnya.

e.      Menurut Brubacher Pendidikan diartikan sebagai proses timbal balik dari tiap pribadi insan dalam pembiasaan dirinya dengan alam, dengan teman,dan dengan alam semesta. Dari semua pendapat para ahi tersebut maka sanggup disimpulkan bahwa :
1) Pendidikan merupakan perjuangan insan dalam meningkatkan kepribadianya dengan menyebarkan potensi yang dimilikinya baik secara rohani maupun jasmani
2) Pendidikan berarti juga forum yang bertanggung jawab terhadap tercspsinys tujusn pendidikan
3)      Pendidikan merupakan hasil yang dicapai oleh perkembangan insan





PENGERTIAN PENDIDIKAN DITINJAU DARI SEGI INDIVIDUAL
            Pendidikan ditinjau dari segi individual mengandung pengertian yang beraneka ragam, lantaran insan mempunyai pandangan yang tidak sama, begitu pula pandangan dalam mengartikan apa itu pendidikan. Menurut Prof. Langeveld spesialis pedagogik dari negeri Belanda mengemukakan batasan pendidikan, bahwa pendidikan yaitu suatu bimbingan yang diberikan oleh orang cerdik balig cukup akal kepada anak yang belum cerdik balig cukup akal untuk mencapai tujuan, yaitu kedewasaan. Dari gagasan tersebut ada beberapa aspek yang bekerjasama dengan perjuangan pendidikan, yaitu bimbingan sebagai suatu proses, orang cerdik balig cukup akal sebagai pendidik, anak sebagai insan yang belum dewasa, dan yang terakhir yaitu tujuan pendidikan. Artinya dengan memakai bimbingan, pendidikan tidak dilaksanakan dengan memaksakan kepada si anak sesuatu yang datangnya dari luar, begitupun sebaliknya dihentikan dibiarkan begitu saja si anak berkembang dengan sendirinya. Menurut Ngalim Purwanto, kedewasaan yang dimaksud dalam gagasan Prof. Langeveld ialah penetapan sendiri atas tanggumg jawab sendiri, orang yang dikatakan cerdik balig cukup akal yaitu orang yang benar-benar mengetahui siapa dirinya dan apa yang diperbuat, baikkah atau burukkah itu.
            Menurut J.J. Rousseau, pendidikan yaitu sesuatu yang menunjukkan kita perbekalan yang tidak ada pada masa kanak-kanak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.Dalam hal ini pendidikan diibaratkan bekal, dimana bekal itu tidak akan dinikmati sebelum masanya tiba, filosofinya yaitu ketika si anak membawa bekal untuk ke sekolah, maka bekal itu tidak akan dimakan di rumah melainkan dimakan di sekolah ketika si anak itu sudah lapar, nah pada dikala itulah bekal yang dibawa anak itu dibutuhkan, begitu pula dengan pendidikan, kita mencicipi pendidikan sebelum mengetahui bahwa pendidikan yaitu kebutuhan kita, namun semakin beranjak dewasa, kita sadar bahwa pendidikan sangat kita butuhkan.
            Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan yaitu tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada belum dewasa itu, supaya mereka sebagai insan dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
            Menurut Ahmad D. Marimba, pendidikan yaitu bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.Ini berkaitan dengan filosofi bahwa anak (si terdidik) menyerupai tanaman, sebagai hibrida anak memerlukan lahan subur (ibu atau almamater) dan petani (ayah atau guru profesional). Tugas petani (guru) dalam proses pendidikan yaitu menggemburkan tanah-tanah yang keras supaya tumbuhan memperoleh oksigen, dan akar-akarnya sanggup menyerap pupuk dan gizi yang diberikan. Di sisi lain, tumbuhan harus disiram tiap hari, dirawat, dan dijaga dari hama yang merusak pertumbuhan dan perkembangannya. Dengan perawatan dan perhatian terus-menerus, bibit itu akan tumbuh menjadi pohon yang baik.Begitu pula pada sang anak, akan menjadi seorang yang cerdik balig cukup akal dengan kepribadian yang mantap.
            Menurut Hasbullah, pendidikan merupakan suatu proses terhadap anak didik berlangsung terus hingga anak didik mencapai pribadi cerdik balig cukup akal susila. Proses ini berlangsung dalam jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pribadi cerdik balig cukup akal susila, maka ia sepenuhnya bisa bertindak sendiri bagi kesejahteraan hidupnya dan masyarakatnya.Seperti halnya kita, sewaktu kita menduduki dingklik SD dan SMP, kita masih mengenyam pendidikan, dan ketika kita mulai menduduki dingklik SMA, kita masih dalam dunia pendidikan namum pada masa training yang dipakai untuk mempersiapkan diri menuju kedewasaan yang sesungguhnya, dan karenanya menjadilah kita mahasiswa pada sebuah perguruan tinggi, dimana kita sudah tidak lagi mengenyam pendidikan melainkan harus menyebarkan dan mengaplikasikannya, baik di dalam maupun di luar kampus.
            Dari beberapa pandangan di atas, sanggup diketahui bahwa pendidikan yaitu proses pembelajaran atau perubahan menuju pendewasaan yang dilakukan oleh pendidik kepada yang dididik.

LANDASAN PENDIDIKAN
Fungsi Landasan Pendidikan dalam tenaga kependidikan tidak tertuju kepada pengembangan aspek keterampilan khusus mengenai pendidikan sesuai spesialisasi jurusan atau jadwal pendidikan, melainkan tertuju kepada pengembangan wawasan kependidikan, yaitu berkenaan dengan aneka macam perkiraan yang bersifat umum perihal pendidikan yang harus dipilih dan diadopsi oleh tenaga kependidikan sehingga menjadi cara pandang dan bersikap dalam rangka melaksanakan tugasnya. Berbagai perkiraan pendidikan yang telah dipilih dan diadopsi oleh seseorang tenaga kependidikanakan berfungsi menunjukkan dasar rujukan konseptual dalam rangka praktek pendidikan atau studi pendidikan yang dilaksanakannya. Dengan kata lain, fungsi landasan pendidikan yaitu sebagai dasar pijakan atau titik tolak praktek pendidikan atau studi pendidikan.

Secara leksikal, landasan berarti tumpuan, dasar atau alas, lantaran itu landasan merupakan tempat bertumpu atau titik tolak atau dasar pijakan. Titik tolak atau dasar pijakan ini sanggup bersifat material (contoh: landasan pesawat terbang); sanggup pula bersifat konseptual (contoh: landasan pendidikan). Landasan yang bersifat koseptual identik dengan asumsi, adapun perkiraan sanggup dibedakan menjadi tiga macam asumsi, yaitu  aksioma, postulat  dan premis tersembunyi landasan pendidika yaitu asumsi-asumsiyang menjadi dasar pijakan atau titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.( Joni Indra)

Seperti kita membangun sebuah bangunan katakanlah rumah, yang diperhatikan pertama-tama yaitu fondasinya. Apabila fondasinya kuat dan manis maka akan sangat kuat sekali terhadap kualitas rumah tadi. Begitu juga sebaliknya apabila fondasinya kurang bahkan tidak kuat bisa kita tebak bagaimana jadinya? Dalam perjalanan dunia pendidikan pun demikian, walaupun benda mati sanggup dijadikan iktibar atau citra dalam pendidikan. Pendidikan sanggup berjalan dengan manis apabila ditegakkan dengan beberapa landasan:



1. Landasan Agama
Landsan agama merupakan landasan yang paling mendasari dari landasann-landasan pendidikan, lantaran landasan agama yaitu landasan yang diciptakan oleh Allah SWT. Landasan agama berupa firman Allah SWT dalam kitab suci Al-Qur’an dan Al-Hadis berupa risalah yang dibawakan oleh Rasulullah SAW untuk umat insan yang berisi perihal tuntutan-tuntutan atau pedoman hidup insan untuk mencapai kebahagiaan hidup baik di dunia maupun diakhirat, serta merupakan rahmat untuk seluruh alam.



Bahkan Sistem pendidikan nasional mengharuskan setiap akseptor didik mengikuti pendidikan agama tidak hanya pendidikan formal saja. Karena sistem pendidikan agama diharapkan tidak saja sebagai peyangga nilai-nilai, akan tetapi sekaligus sebagai penyeru pikiran-pikaran produktif dan berkolaborasi dengan kebutuhan zaman yang semkin modern. Pendidikan agama yaitu hak setiap akseptor didik dan bukan Negara atau organisasi keagamaan.


2. Landasan Filosofi
Filsafat sebagai induk ilmu pengetahuan. Pengetahuan dimulai dari rasa ingin tahu, kepastian dimulai dari rasa ragu-ragu dan filsafat dimulai dari keduanya. Dalam berfilsafat kita didorong untuk mengetahui apa yang kita tahu dan apa yang belum kita tahu.



Filsafat telah ada semenjak insan itu ada (Pidarta, 2001/ dasar-dasra pendidikan). Manusia sebagai makhluk social dalam kehidupan bermasyarakat sudah mempunyai citra dan harapan yang mereka kejar dalam hidupnya, baik secara individu maupun secara kelompok. Demikian pula pendidikan yang berlangsung di suatu suku atau bangsa tidak terlepas dari citra dan cita-cita. Hal ini memotivasi masyarakat untuk menekankan aspek-aspek tertentu pada pendidikan supaya sanggup memenuhi citra dan harapan mereka.


Dalam kamus Bahasa Indonesia, filsafat sanggup diartikan sebagai berikut:
a. Teori atau analisis logis perihal prinsip-prinsip yang mendasari pengaturan, pemikiran pengetahuan, sifat alam semesta.
b. Prinsip-prinsip umum perihal suatu bidang pengetahuan.
c. Ilmu yang berintikan logika ,estetika, metafisika, dan epistemology
d.  Falsafah



Dalam buku dasar-dasar pendidikan, edisi pertama dikatakan Filsafat pendidikan ialah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam hingga akar-akarnya memenganai pendidikan (Pidarta, 2001).


Tujuan filsafat ialah mengumpulkan pengetahuan insan sebanyak mungkin dan menerbitkan serta mengatur semua itu dalam bentuk sistematik. Dengan demikian filsafat memerlukan analisa secara hati-hati terhadap penalaran-penalaran sudut pandangan yang menjadi dasar suatu tindakan.
Semua ilmu baik ilmu sosial maupun ilmu alam bertolak dari pengembangannya yaitu filsafat. Pada awalnya filsafat terdiri dari tiga segi yaitu (1)apa yang disebut benar dan apa yang disebut salah (logika); (2) mana yang dianggap baik dan mana yang dianggap buruk (etika); (3)apa yang termasuk indah dan apa yang termasuk buruk (estetika).



Kemudian ketiga cabang utama itu berkembang lagi menjadi cabang-cabang filsafat yang mempunyai bidang kajian yang lebih spesifik. Cabang-cabang filsafat tersebut antara lain; Epistemologi (filsafat pengetahuan), Etika (Filsafat moral), Estetika ( filsafat seni), Metafisika, Politik (filsafat pemerintah), Filsafat Agama, Filsafat Ilmu, Filsafat Pendidikan, Filsafat Hukum, Filsafat Sejarah dan Filsafat Matematika.


Ilmu tersebut pada tahap selanjutnya menyatakan diri otonom, bebas dari konsep-konsep dan norma-norma filsafat. Namun demikian ketika ilmu tersebut mengalami pertentangan-pertentangan maka akan kembali kepada filsafat sebagai induk dari ilmu tersebut.


Pendidikan sebagai Cabang ilmu dari Filsafat. Sebagaimana cabang ilmu lainnya pendidikan merupakan cabang dari filsafat. Namun pendidikan bukan merupakan filsafat umum/murni melainkan filsafat khusus atau terapan. Dalam filsafat umum yang menjadi objeknya yaitu kenyataan keseluruhan segala sesuatu, sedangkan filsafat khusus mempunyai objek kenyataan salah satu aspek kehidupan manusia. Filsafat Pendidikan sanggup diartikan juga upaya menyebarkan potensi-potensi manusiawi akseptor didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, supaya potensi itu menjadi faktual dan sanggup berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan yaitu harapan kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan yaitu filsafat yang dipakai dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan.


4. Landasan hukum
Landasan dalam aturan berarti melandasi atau mendasari atau titik tolak. Semua tindakan yang dilakukan di Negara didasari dengan perundang-undang tersebut. Apabila terdapat suatu tindakan yang bertentangan dengan perundangan itu, dikatakan tindakan itu melanggar hokum. Negara republic Indonesia mempunyai perundang-undangan yang bertingkat, mulai dari undang-undang Dasar 1945, undang-undang, peraturan, pemrintah, ketetapan hingga dengan surat keputusan.



Pendidikan di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 yakni terdapat pada pasal 31 ayat 1 yang berbunyi, “tiap-tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran”. Ayat 2  menyatakan bahwa “pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu system pengajaran nasional, yang diatur dengan undang-undang”. Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 perihal system pendidikan nasional, Peraturan pemerintah Nomor 19 tahun 2005 perihal standar nasional pendidikan.
Semantara itu, di dalam konsideran UUSPN butiran b, pembangunan bidang penddidikan dilakukan setiap warga untuk menyebarkan diri. Butiran d, pendidikan nasional dinyatakan sebagai system. Pasal 38; 1 & 2, pasal 39; 1 & 2, dari UUSPN perihal kurikulum nasional dan buku pemikiran yang disusun berdasarkan ketetapan pemerintah ( pasal 34). Selanjutnya, konsep “satu system pendidikan” dari pasal 31 dan 32 Undang-Undang Dasar 1945 (sebelum amandemen) yang hanya meberi peluang hegemoni pemerintah dan elite, diubah berdasarkan konsep hak pendidikan bagi rakyat. (Dr. Abdul Munir Mulkhan,th:2002.hlm: 274 dan 275)



5. Landasan Psikologis
Psikologis merupakan ilmu jiwa, yakni ilmu yang mempelajari perihal jiwa manusia. Jiwa atau psikis sanggup dikatakan inti dan kendali kehidupan manusia, yang selalu  berada dan menempel pada insan itu sendiri.



Landasan psikologis pendidikan harus mempertimbangkan aspek psikologis akseptor didik, akseptor didik harus dipandang sebagai subjek pendidikan yang akan berkembang sesuai engan tingkatan pertumbuhan dan perkembangan mereka. Pendidikan harus akomodatif terhadap tingkat perkembangan dan pertumbuhan mereka.


Sebagaimana Al- Ghazali, Al- Zarnuji menyarankan supaya guru mengetahui watak anak didik dari sisi kejiwaannya. Aspek kejiwaan anak didik harus dikuasai untuk membantu menentukan metode dan teknik pembelajaran yang tepat, baik ketika mengajar, membina mental, dan menunjukkan petunjuk. Disini, bisa dikatakan bahwa ketidakmampuan guru dalam memahami aspek psikologis anak didik akan berakibat fatal dalam pembelajaran ( Fatimah Hasan Sulaiman,t.th: 65)


6. Landasan Sejarah
Sejarah yaitu keadaan masa lampau dengan segala macam kejadian atau kegiatan yang didasari oleh konsep tertentu. Sejarah penuh dengan informasi yang mengandung kejadian – kejadian, model-model, konsep-konsep, teori-teori, praktik-praktik, moral, harapan dan sebagainya. Informasi yang lampau ini terutama yang bersifat kebudayaan pada umumnya berisi konsep, praktik, dan hasil yang diperoleh.



Setiap bidang kegiatan yang dikerjakan oleh insan untuk maju, pada umumnya dikaitkan juga dengan bagaimana keadaan bidang itu pada masa lampau. Demikian juga dalam bidang pendidikan sebelum menangani bidang itu, terlebih dahulu mereka mengusut sejarah perihal pendidikan baik yang bersifat nasional maupun internasional.


7. Landasan Sosial Budaya
Social budaya merupakan belahan hidup insan yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari. Setiap kegiatan insan hamper tidak pernah lepas dari unsure social budaya. Sebab sebagian terbesar dari kegiatan insan dilakukan secara kelompok.



Selanjutnya perihal apa yang dilakuan dan cara mengadakannya serta bentuk yang diinginkan merupakan unsur dari suatu budaya.


Social mengacu kepada kekerabatan antar individu, antar masyarakat, serta individu dengan masyarakat. Unsur social ini merupakan aspek individu secara alami, artinya aspek itu telah ada semenjak insan dilahirkan. Karena aspek social menempel pada individu-individu yang perlu dikembangkan dalam perjalanan hidup akseptor didik supaya menjadi matang. Disamping itu kiprah pendidik menyebarkan aspek social, aspek itu sendiri sangat berperan dalam membantu anak dalam menyebarkan dirinya.


Sedangkan aspek budaya pun sangat berperan dalam proses pendidikan. Dapat dikatakan tidak ada pendidikan yang tidak dimasuki unsure budaya. Materi yang dipelajari belum dewasa yaitu budaya, cara berguru merek yaitu budaya, begitu pula kegiatan-kegiatan mereka yaitu budaya. Dengan demikian budaya tidak pernah lepas dari proses pendidikan itu sendiri.
Bahasan social budaya dalam pendidikan diuraikan secara berturut-turut;
a). Sosiologi dan pendidikan,
b). Kebudayaan dan pendidikan,
c). Masyarakat dan sekolah,
d). Masyarakat Indonesia dan pendidikan, dan
e). Dampak konsep pendidikan



8. Landasan Sosiologi
Dalam buku dasar-dasar pendidikan edisi pertama, pidarta (2001), menyatakan sosiologi yaitu ilmu yang mempelajari kekerabatan antara insan dalam kelompok-kelompok dan struktur sosialnya. Kaprikornus sosiologi mempelajari bagaimana insan itu bekerjasama satu dengan yang lain dalam kelompoknya dan bagaimana susunan unit-unit masyarakat atau sosial di suatu wilayah serta kaitannya dengan yang lsin.



Sejalan dengan lahirnya pemikiran perihal pendidikan kemasyarakatan, pada era ke-20 sosiologi memegang peranan penting dalam dunia pendidikan. Pendidikan yang diinginkan oleh aliran kemasyarakatan ialah proses pendidikan yang bisa mempertahankan dan meningkatkan keselarasan hidup dalam pergaulan manusia.konsep atau teori sosiologi member petunjuk kepada guru-guru perihal bagaimana seharusnya mereka membina para siswa supaya mereka bisa mempunyai kebiasaan hidup yang harmonis, bersahabat, dan dekat sesama teman. Salah satu belahan dari sosiologi yang sanggup dipandang sebagai sosiologi khusus pendidikan. Sosiologi pendidikan ini membahas sosiologi yang terdapat pada pendidikan.


9. Landasan Ekonomi
Manusia pada umumnya tidak bisa lepas dari kebutuhan ekonomi. Sebab kebutuhan dasar insan membutuhkan ekonomi. Orang tidak bisa pun memerlukan uang untuk mengisi perutnya dan sekedar berteduh di waktu malam. Dengan demikian pembahasan perihal ekonomitidak hanya menyangkut orang kaya saja, melainkan semua orang, termasuk dunia pendidikan yang ditekuni.



Dunia kini ini tidak hanya di timbulkan oleh dunia politik, melainkan juga kasus dari dunia ekonomi. Pertumbuhan ekonomi menjadi tinggi, dan penghasilan Negara bertambah, walaupun hutang luar negri cukup besar dan penghasilan rakyat kecil masih minim. Perkembangan ekonomi pun menjadi efek dalam bidang pendidikan. Sudah banyak orang kaya bersedia secara sukarela menjadi orang renta angkat supaya anak kurang bisa bisa sekolah. Sikap dan tindakan ini sangat terpuji dan membantu pemerintah menyukseskan wajib berguru 12 tahun.


10. Landasan Ilmiah dan Teknologi (IPTEK)
Dari Dasar-dasar pendidikan edisi pertama, Tirtaraharja (2005) menyatakan bahwa pendidikan serta ilmu pengetahuan dan Teknologi mempunyai kaitan yang sangat erat. IPTEK menjadi belahan utama dalam isi pembelajan. Dengan kata lain pendidikan berperan sangat penting dalam pewarisan dan pengembangan IPTEK.



Pada sisi lain, pada setiap perkembangan IPTEK harus sering diakomodasi oleh pendidikan yakni dengan segera memasukkan hasil pengembangn IPTEK ke dalam materi pembelajaran. Dengan perkembangan IPTEK dan kebutuhan  masyarakat yang makin kompleks maka pendidikan dengan segala aspek mau tidak mau mengakomodasi perkembangan itu.


Teknologi komunikasi, selain menunjukkan manfaat berharga di dalam ‘menghemat’ waktu perjalanan fisikal manusia, juga berimplikasi kepada telingkahan gres yang destruktif. IPTEK yang tiba baik melalui media cetak  maupun media elektronik  diakui atau tidak, mirip yang dikatakan Syahrin Harahap (1998), berasal dari masyarakat industrial (second wave) atau masyarakat informatika (third wave). Kecenderungan perkembangan global akhir IPTEK menyebabkan dua aplikasi, antara positi dan juga negative, bergantung pada siapa yang paling banyak menginstal konsep, pemikiran, budaya dan nilai ke dalamnya. ( Imam Tholkhah dan Ahmad Barizi.hlm:2)

FILSAFAT PENDIDIKAN
1.      Pengertian Filsafat
Kata Filsafat berasal dari bahasa Inggris dan Bahasa Yunani. Dalam Bahasa Inggris yaitu Philosophy, sedangkan dalam bahasa Yunani Philein atau Philos dan sofein atau sophi. Adapula yang menyampaikan bahwa filsafat berasal dari bahsa Arab, yaitu Falsafah, yang artinya al-hikmah. Philos artinya cinta, sedangkan Sophia, artinya kebijaksanaan. Dengan demikian, filsafat sanggup diartikan kebijaksanaan atau al-hikamah. Orang yang menyayangi atau encari kebijaksanaan atau kebenaran disebut dengan filsuf. Mencari kebenaran dengan pendekatan Filosofis yang radikal dan kontemplatif, yaitu mencari kebenaran hingga ke akar-akarnya yang dilakukan secara mendalam.
Berikut beberapa definisi mengenai Filsafat :
a.       Filsafat yaitu proses pencarian kebenaran dengan cara menelusuri hakikat dan sumber kebenaran secara sistematis, logis, kritis, rasional dan spekulatif. Alat yang dipakai untuk mencari kebenaran yaitu budi yang merupakan sumber utama dalam berfikir. Dengan demikian, kebenaran filosofis yaitu kebenaran berfikir yang rasional, logis, sistematis, kritis, radikal, dan universal.
b.      Filsafat yaitu pengetahuan perihal cara berfikir terhadap segala sesuatu atau sarwa sekalian alam. Artinya, materi pembicaraan filsafat yaitu segala hal yang menyangkut keseluruhan yang bersifat universal. Dengan demikian, pencarian kebenaran filosofis tidak pernah berujung dengan kepuasan dan tidak mengenal pemutlakan kebanaran. Bahkan untuk suatu yang sudah dianggap benar pun, kebenarannya masih diragukan. Dikatakan tidak mengenal kata puas lantaran kebenaran akan mengikuti situasi dan kondisi alam pikiran insan yang hasu dengan pengetahuan.
c.       Filsafat yaitu pengembaraan alam piker insan yang tidak mengenal kenyang dengan ilmu pengahuan dan kebenaran yang hakiki
d.      Filsafat yaitu pencarian kebenaran dengan cara berfikir sistematis yang dilakukan secara teratur mengikuti Sistem yang berlaku sehingga tahapan-tahapannya gampang diikuti. Berfikir sistematis senantiasa mengikuti aturan logika yang benar normatif, artinya cara berfikir yang mengikuti premis-premis tertentu.
e.       Pengertian formal dari filsafat yaitu suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan perilaku dijunjung tinggi. Suatu perilaku falsafi yang benar yaitu perilaku yang kritis dan mencari kebenaran tanpa batas.
f.       Filsafat yaitu seni kritik dengan tidak membatasi diri pada destruksi pemikiran perihal kebenaran, Franz Magnis Suseno menegaskan bahwa kritis dalam filsafat yaitu kritis dalam arti bahwa filsafat tidak pernah merasa puas diri, artinya tidak pernah menganggap sesuatu telah selesai.
g.      Filsafat yaitu pengetahuan metodis, sistematis, dan koheren perihal seluruh kenyataan (realitas). Filsafat merupakan refleksi rasional atas keseluruhan realitas untuk mencapai haikat (kebenaran) dan memperoleh hikmat (kebijaksanaan)
h.      Al-Kindi (801-873 M) menyebutkan bahwa filsafat yaitu kegiatan insan tingkat tertinggi yang merupkan pengetahuan yang benar mengenai hakikat segala yang ada bagi manusia. Bagian filsafat yang paling mulia yaitu pengetahuan kebenaran pertama yang merupakan lantaran dari segala kebenaran.
i.        Filsafat yaitu pencarian kebenran tanpa mengenal batas dengan memakai rasio secara sistematis dan radikal yang diawali keraguan atas segala sesuatu.
j.        Objek material filsafat yaitu segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada yang dipikirkan secara kontemplatif pada problematika yang tidak sanggup dijangkau oleh pendekatan empiris dan observatif yang biasa berada dalam sains.
Segala Sesuatu yang ada yaitu yang keberadaannya pasti, artinya ada dengan sendirinya dan keberadaannya tidak disebabkan oleh kemungkinan lain yang disebut wajib ada. Ada yang wajib ada, keberadaannya tidak disebabkan oleh eksistensi lain. Adapun yang mungkin ada, keberadaannya bergantung pada aneka macam kemungkinan.
Pada dasarnya realitas terdiri atas dua hal yaitu :
a.       Kenyataan yang disepakati (agreement  reality), yaitu segala sesuatu yang dianggap faktual lantaran itu kita menyampaikan sebagai kenyataan
b.      Kenyataan yang didasarkan pada pengalaman (experimental reality), yaitu pengalaman manusia.
Berdasakan dua realita tersebut, pengetahuan dibagi menjadi 2 yaitu :
a.       Pengetahuan yangdiperoleh melalui persetujuan
b.      Pengetahuan yang diperoleh melalui pengetahuan eksklusif atau observasi
Manfaat Filsafat dalam kehidupan yaitu :
a.       Dasar dalam bertindak
b.      Dasar dalam mengambil keputusan
c.       Mengurangi salah paham dan konflik
d.      Bersiap siaga menghadapi situasi dunia yang selalu berubah
e.       Mendalami konsep yang sudah baku dengan melihat substansinya
f.       Merumuskan teori atau kerangka pemikiran
g.      Membangun paham-paham yang mengideologis
h.      Membangun perilaku saling menghargai pendapat satu sama lain dan tidak truth claim
i.        Mengembangkan pemahaman aneka macam persoalan
Perbedaan filsafat dengan Ilmu yaitu :
a.       Ilmu tertentu menyidik bidang-bidang yang terbatas sedangkan filsafat mencoba melayani seluruh insan dan lebih bersifat inklusif
b.      Ilmu lebih analitik dan desskriptif, sedangkan filsafat lebih sintetik dan sinoptik
c.       Ilmu menganalisis seluruh unsur yang menjadi bagian-bagiannya sedangkan filsafat berusaha untuk menyebarkan benda-benda dalam sintesis yang interpretative
d.      Ilmu berusaha untuk menghilangkan faktor-faktor pribadi sedangkan filsafat lebih mementingkan personalitas, nilai-nilai dan pengalaman
e.       Ilmu lebih menekankan kebenaran logis dan obyektif sedangkan filsafat bersifat radikal dan subjektif.

2.      Pengertian Filsafat Pendidikan
a.       Filsafat pendidikan yaitu pengetahuan yang menyidik substansi pelaksanaan pendidikan yang berkaitan dengan tujuan, latar belakang, hasil dan hakikat ilmu pendidikan yang bekerjasama dengan analisis kritis terhadap struktur dan kegunaannya
b.      Filsafat pendidikan yaitu pengetahuan yang memikirkan hakikat pendidikan secara komprehensif dan kontemplatif perihal sumber, seluk beluk pendidikan, fungsi dan tujuan pendidikan
c.       Filsafat pendidikan yaitu pengetahuan yang mengkaji proses pendidikan dan teori-teori pendidikan
d.      Filsafat pendidikan mengkaji hakikat guru dan anak didik dalam proses pembelajaran dikelas dan diluar kelas
e.       Filsafat pendidikan mengkaji seni administrasi pembelajaran Alternatif

3.      Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan
a.       Pendidik
Para pendidik yaitu guru orang tua, tokoh masyarakat dan siapa saja yang memfungsikan dirinya untuk mendidik. Siapa saja sanggup menjadi pendidik dan melaksanakan upaya untuk mendidik secara formal maupun nonformal. Para pendidik haruslah orang yang patut diteladani. Orang yang membina, mengarahkan dan menuntun dan menyebarkan minat serta talenta anak didik, supaya tujuan pendidikan tercapai dengan baik. Para pendidik yaitu subjek yang melaksanakan pendidikan.
b.      Murid atau Anak didik
Anak didik secara filosofis merupakan objek para pendidik Dalam melaksanakan tindakan yang bersifat mendidik. Dikaji dari beberapa segi, mirip usia, kondisi ekonomi, minat dan bakat, serta tingkat intelegensinya. Anak didik merupakan subjek pendidikan, yaitu yaitu orang yang menjalankan dan mengamalkan materi pendidikan yang diberikan oleh pendidik. Agar pendidikan sanggup berhasil dengan sebaik-baiknya, jalan pendidikan yang ditempuh harus sesuai dengan perkembangan anak didik.
c.       Materi Pendidikan
Materi pendidikan yaitu bahan-bahan atau pengalaman-pengalaman berguru yang disusun sedemikian rupa (dengan susunannya yang lazim dan logis) untuk disajikan atau disampaikan kepada anak didik.
d.      Perbuatan mendidik
Perbuatan mendidik yaitu seluruh kegiatan, tindakan, perbuatan, dan perilaku yang dilakukan oleh pendidikan sewaktu menghadapi atau mengasuh anak didiknya yang disebut dengan tahzib. Mendidik artinya meningkatkan pemahaman anak didik perihal kehidupan, mendalami pemahaman terhadap ilmu pengetahuan dan keuntungannya untuk diterapkan dalam kehidupan faktual dan sebagai pandangan hidup.

e.       Evaluasi dan tujuan pendidikan
Evaluasi yaitu siste penilaian yang diterapkan kepada anak didik, untuk mengetahui keberhasilan pendidikan yang dilaksanakan. Evaluasi sangat bergantung pada tujuan pendidikan. Jika tujuannya membentuk siswa yang kreatif, cerdas, beriman, dan takwa, Sistem penilaian yang dioperasionalkan harus mengarah pada tujuan yang dimaksudkan.

f.       Alat-alat Pendidikan dan Lingkungan Pendidikan
Alat dan lingkungan pendidikan merupakan fasilitas yang dipakai untuk mendukung terlaksananya pendidikan.

Tujuan dipelajari filsafat pendidikan, yaitu membuat insan yang beriman dan bertakwa. Adapun kegunaan filsafat pendidikan yaitu :
a.       Menambah wawasan keilmuan yang berkaitan eksistensi Tuhan dan seluruh ciptaan-Nya kepada anak didik.
b.      Menguatkan iktikad dan memperkaya pandangan anak didik perihal ajaran-ajaran agama yang menjadi sumber kehidupan insan dan sumber pengetahuan.
c.       Memperluas penafsiran dan memperdalam pemaknaan aneka macam hal yang menyangkut ilmu pengetahuan
d.      Meyakinkan anak didik bahwa norma-norma kependidikan ditujukan untuk kemaslahatan
e.       Memberikan ketarampilan  hidup yang fungsional
f.       Mencerdaskan anak didik
g.      Membentuk sopan santun yang mulia
h.      Membentuk insan yang mempunyai kepedulian sosial, menegakan amar ma’ruf nahi munkar
i.        Mengembangkan forum pendiikan
j.        Mengkaji dan merumuskan teori yang berkaitan dengan pendidikan
k.      Mengkaji

4.      Dorongan Sejarah Filsafat Yunani terhadap Filsafat Pendidikan
Sejarah perkembangan filsafat pada umumnya dimulai dimulai dari mitologi yang berkembang di masyarakat Yunani Kuno. Sebelum filsafat berdiri dengan jati dirinya yang orisinil sebagai filsafat, mitos merupakan filsafat itu sendiri yang berdasarkan penciptanya sama sekali bukan mitps melainkan cara berfikir empiris, logis, dan realistis.
Salah satu bangsa yang cerdas dalam memberikan pesan-pesan filosofis melalui aneka macam mitos yaitu Yunani Kuno. Mitos diungkapkan melalui aneka macam pendekatan, contohnya puisi, dongeng rakyat, sastra, karya pahatan, bangunan-bangunan bersejarah yang melegenda. Mitos yaitu pencerahan masyarakat yang hidup pada masa kemudian dalam menemukan jawaban-jawaban atas kasus yang disebabkan oleh situasi dan kondisi alam. Kemarahan alam dengan aneka macam insiden yang membingungkan masyarakat, mirip gunung meletus, peristiwa banjir, dan sebagainya yang menewaskan ribuan manusia. Karena belum tersentuh oleh pengetahuan dan inovasi ilmiah hanya sanggup di jawab oleh Sistem berfikir masyarakat yang kemudian disebut dengan mitos.
Yunani mempunyai kesusastraan yang sangat tinggi mulai personifikasi dan legenda, dongeng-dongeng, dan teka teki kehidupan. Karya puitis Homerus yang berjudul Illias da Oddeysea menduduki tempat yang istimewa dalam kesusastraan Yunani dan sanggup disebut sebagai kesusastraan didunia. Peranan kesusastraan yang dibentuk Homerus bahkan sanggup diibaratkan mirip wayang dipulau Jawa yang mempunyai efek luar biasa dalam pendidikan masyarakat. Sampai sekarang, cerita-cerita yang dikembangkan dalam dongeng-dongeng tersebut masih memengaruhi seni dan peradaban yang diidamkan oleh sebuah negeri besar dan maju, mirip Jerman dengan konsep Nazi-nya dan Amerika Serikat dengan ambisi sebagai polisi dunianya. Secara tidak disadari, keinginan dua negeri ini, didasari oleh sebuah impian Homerus yang menginginkan Negara kota (polis) untuk dipimpin oleh sebuah garda beradab.
Cecep Sumarna menjelaskan, secara geografis, Yunani berdekatan dengan kawasan Timur Kuno (Cina) dan babylonia (Mesir). Didaerah-daerah tersebut, ilmu pengetahuan sudah berkembang meskipun masih terbatas diwilayah tempat pusat perkembangan peradaban kawasan tersebut. Persentuhan ilmu yang diadopsi dari Timur Kuno dan Mesir yang sudah kaya dan maju dengan ilmu pengetahuan, kemudian memengaruhi wacana mite-mite yang berkembang di Yunani. Dengan demikian, melalui filsuf Yunani terjadi pergeseran-pergeseran dan ilmu tidak lagi hanya milik sebuah komunitas, tetapi ia sanggup diakses dan dikembangkan oleh siapapun yang menghendakinya. Bertens menyebut aspek mite jauh lebih penting dan lebih besar pengaruhnya atas lahirnya sejumlah filsuf dan karya filosofis di Yunani dibandingkan dengan dua faktor lainnya. Bahkan bisa jadi semakin banyak mite dalam suatu Negara atau suatu komunitas masyarakat, semakin besar pula kecenderungan suatu Negara atau kemunitas masyarakat tersebut melahirkan sejumlah filsuf dan karya filosofis. Legenda atau mitos diharapkan untuk menunjang Sistem nilai hidup manusia. Mite sanggup member kejelasan perihal eksistensi insan dalam hubungannya dengan alam sekitar. Bahkan, mite sanggup member kejelasan perihal bentuk kekerabatan yang baik antara sessama manusia, dan kekerabatan antara insan dengan wujud yang maha tinggi.

B.     Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi Pendidikan
1.      Ontologi Pendidikan
Berbicara kasus ontology tidak terlepas dari filsafat lantaran filsafat diharapkan untuk menjelaskan dasar ontologis dari ilmu, termasuk dalam kajian pendidikan. Aspek realitas yang dijangkau teori pendidikan melalui pengalaman pancaindra yaitu dunia pengalaman insan secara empiris. Adapun objek materil dilsafat pendidikan yaitu insan seutuhnya. Manusia yang lengkap aspek-aspek kepribadiannya, yaitu insan yang berakhlak mulia dalam situasi pendidikan diharapkan melampaui insan sebagai makhluk sosial mengingat sebagai warga masyarakat, ia mempunyai cirri warga yang baik (good citizenship) atau kewarganegaraan yang sebaik-baiknya.
Filsafat pendidikan merupakan bidang filsafat terapan, bermula dari bidang tradisioanal filsafat, untuk menjawab pertanyaan mengenai kebijakan pendidikan, perkembangan insan dan teori kurikulum. Dengan kata lain, filsafat pendidikan yaitu studi filosofis perihal tujuan, proses, alam, harapan pendidikan. Filsafat pendidikan meliputi hal berikut :
a.       Mempelajari definisi mengasuh dan mendidik
b.      Mendalami dan mempelajari mengaplikasikan nilai-nilai dan norma-norma kemudian diterapkan melalui Sistem pendidikan dan praktik pendidikan itu sendiri
c.       Mepelajari batas-batas dan legitimasi pendidikan sebagai disiplin akademis
d.      Mempelajari kekerabatan antara teori dan praktik pendidikan pada umumnya.
Pendekatan ontology atau metafisik menekankan pada hakikat keberadaan, dalam hal ini eksistensi pendidikan itu sendiri. Keberadaan pendidikan tidak terlepas dari eksistensi manusia. Oleh lantaran itu, hakikat pendidikan berkenaan dengan hakikat manusia. Dalam pendekatan ini eksistensi akseptor didik dan pendidik tidak terlepas dari makna eksistensi insan itu sendiri.
Tilaar menjelaskan aneka macam pendekatan mengenai hakikat pendidikan sanggup digolongkan atas dua kelopok besar yaitu :
a.       Pendekatan Reduksionisme
b.      Pendekatan Holistik Integratif
Dengan pemahaman tersebut, sudah tentu hakikat pendidikan atau ontology pendidikan berakar dari kebutuhan insan terhadap proses training kemandirian berfikir, berdikari mengambil keputusan, berdikari dalam bekerja untuk mempertahankan kehidupannya, berdikari dalam mengamankan kehormatan dan harga dirinya, dan insan yang mengerti tujuan hidup hari ini, besok dan yang akan datang.

2.      Epistemologi Pendidikan
Epistemology yaitu kata lain filsafat ilmu berasal dari bahasa latin episteme, berarti knowledge yaitu pengetahuan dan logos berarti Theory. Jadi, epistemology berarti “teori pengetahuan” atau teori perihal metode, cara, dan dasar dari ilmu pengetahuan atau studi perihal hakikat tertinggi kebenaran dan batasan ilmu manusia.
Epistemology yaitu analisis filosofis terhadap sumber-sumber pengetahuan. Dari mana dan bagaimana pengetahuan diperoleh, menjadi kajian epistemology, sebagai rujukan bahwa semua pengetahuan berasal dari Tuhan.
Berkaitan dengan pemikiran diatas, terdapat empat jenis kebenaran yang secara umum telah dikenal oleh orang banyak yaitu :
a.       Kebenaran religious
Yaitu kebenaran yang memenuhi criteria atau dibangun berdasarkan kaidah-kaidah agama atau keyakinan tertentu, yang disebut juga dengan kebenaran absolute atau kebenaran mutlak yang tidak terbantahkan.
b.      Kebenaran filosofis
Yaitu kebenaran hasil perenungan dan pemikiran kontemplatif terhadap hakikat sesuatu, meskipun pemikiran intelektual tersebut bersifat subjektif dan relative tetapi kontemplatif.
c.       Kebenaran Estetis
Yaitu kebenaran yang berdasarkan penilaian indah atau buruk, serta harapan rasa estetis. Artinya, keindahan yang berdasarkan harmoni dalam pengertian luas yang menyebabkan rasa senang, hening dan nyaman.

d.      Kebenaran ilmiah
Yaitu kebenaran yang ditandai oleh terpenuhinya syarat-syarat ilmiah, terutama menyangkut adanya teori yang menunjang dan sesuai dengan bukti. Kebenaran ilmiah ditunjang oleh rasio dan kebenaran rasional berdasarkan teori yang menunjangnya. Kebenaran ilmiah di validasi oleh bukti-bukti empiris yaitu hasil pengukuran objektif di lapangan. Sifat objektif berlaku umum, sanggup diulang melalui eksperimentasi, cenderung amoral sesuai dengan apa adanya, bukan apa yang seharusnya yang merupakan cirri ilmu pengetahuan. 

3.      Aksiologi Pendidikan
Aksiologi pendidikan berkaitan dengan kasus ilmu dan pengetahuan (kognitio), maksudnya yaitu memikirkan segala hakikat pengetahuan atau hekikat eksistensi segala sesuatu yang bersifat fisikal dan metafisikal, baik yang umum maupun yang khusus.
Aksiologi pendidikan juga berkaitan dengan aliran-aliran pendidikan yang terus berkembang. Diantara aliran-aliran pendidikan tersebut yaitu sebagai berrikut :
a.       Positivisme
b.      Renaisans
c.       Humanism

DASAR-DASAR ILMU PENDIDIKAN
1.      Pengertian Pendidikan
a.    Langeveld
Pendidikan ialah setiap usaha, pengaruh, perlindungan, dan derma yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih sempurna membantu anak supaya cukup cakap melaksanakan kiprah hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang cerdik balig cukup akal dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa.

b.      John Dewey
Pendidikan yaitu proses pembentukan kecakapan-kecakapan mendasar secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia.
c.       J.J Rousseau
Pendidikan yaitu member kita perbekalan yang tidak ada pada masa kanak-kanak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.
d.      Driyarkara
Pendidikan ialah pemanusiaan insan muda atau pengangkatan insan muda ke taraf insani
e.       Carter V. Good
Education :
1)      Pedagogy is the art, practice, or profession of teaching
2)      The Sistematized learning or instruction concerning principles and methods of teaching and of student control and guidance; largely replaced by the term education
Pendidikan ialah :
1)      Seni, praktik, atau profesi sebagai pengajar
2)      Ilmu yang sistematis atau pengajaran yang bekerjasama dengan prinsip dan metode-metode mengajar, pengawasan dan bimbingan murid dalam arti luas digantikan dengan istilah pendidikan
f.       Ahmad D. Marimba
Pendidikan ialah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh sipendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
Unsur-unsur yang terdapat dalam pendidikan ialah :
1)      Usaha (kegiatan), perjuangan itu berdifat bimbingan dan dilakukan secara sadar
2)      Ada pendidik, pembimbing atau penolong
3)      Ada yang di didik atau si terdidik
4)      Bimbingan itu mempunyai dasar dan tujuan
5)      Dalam perjuangan itu tentu ada alat-alat yang dipergunakan
g.      Ki Hajar Dewantara
Pendidik yaitu tutunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada belum dewasa itu, supaya belum dewasa mereka sebagai insan dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
h.      Menurut UU Nomor 2 Tahun 1989
Pendidikan yaitu perjuangan sadar untuk menyiapkan akseptor didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi bagi peranannya dimasa yang akan datang
i.        Menurut UU Nomor 20 Th 2003
Pendidikan yaitu perjuangan sadar dan bersiklus untuk mewujudkan suasana berguru dan proses pembelajaran supaya akseptor didik secara aktif menyebarkan potensi dirinya untuk mempunyai kekuatan spiritual kagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, sopan santun mulia, serta keterampilan yang diharapkan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

2.      Faktor-Faktor Pendidikan
a.       Adanya tujuan yang hendak dicapai
b.      Adanya subjek insan yang melaksanakan pendidikan
c.       Yang hidup bersama dalam lingkungan tertentu
d.      Yang memakai alat-alat tertentu untuk mencapai tujuan

D.    Fungsi Dan Peran Lembaga Pendidikan
1.      Lembaga Pendidikan Keluarga
Peran dan Fungsi Lembaga Pendidikan Keluarga :
a.       Pengalaman Pertama Masa Kanak-kanak
b.      Menjamin kehidupan emosional anak
c.       Menambahkan dasar pendidikan moral
d.      Memberikan dasar pendidikan sosial
e.       Peletakan dasar-dasar keagamaan

2.      Lembaga Pendidikan Sekolah
a.       Peranan sekolah dengan melalui kurikulum antara lain :
1)      Anak didik berguru bergaul sesama anak didik, antara guru dengan anak didik, dan antara anak didik dengan orang yang bukan guru
2)      Anak didik berguru menaati peraturan-peraturan sekolah
b.      Fungsi sekolah berdasarkan suwarno :
1)      Mengembangkan kecerdasan dan menunjukkan pengetahuan
2)      Spesialisasi
3)      Efisiensi
4)      Sosialisasi
5)      Konservasi dan transmisi cultural
6)      Transisi dari rumah ke masyarakat

3.      Lembaga Pendidikan di Masyarakat
a.       Masyarakat berperan serta dalam mendirikan dan membiayai sekolah
b.      Masyarakat berperan dalam mengawasi pedidikan supaya sekolah tetap membantu dan mendukung harapan dan kebutuhan masyarakat
c.       Masyarakatlah yang ikut menyediakan tempat pendidikan mirip gedung-gedung museum, perpustakaan, panggung-panggung kesenian, kebun hewan dan sebagainya
d.      Masyarakatlah yang menyediakan aneka macam sumber untuk sekolah
e.       Masyarakatlah sebagai sumber pelajaran atau labolatorium tempat belajar

E.     Sistem Pendidikan Nasional
1.      Sistem Pendidikan
Dalam pengertiaan umum, yang dimaksud dengan Sistem yaitu jumlah, keseluruhan dari bagian-bagiannya yang saling bekerja sama untuk mencapai hasil yang diharapkan berdasarkan kebutuhan yang telah ditentukan. Komponen atau faktor-faktor Sistem pendidikan :
a.       Tujuan
Tujuan tersebut juga harapan pendidikan yang berfungsi untuk menunjukkan arah terhadap semua kegiatan dalam proses pendidikan.
b.      Peserta Didik
Fungsinya yaitu sebagai objek yang sekaligus sebagai subjek pendidikan.
c.       Pendidik
Berfungsi sebagai pembimbing, pengaruh, untuk menumbuhkan aktifitas akseptor didik sekaligus sebagai pemegang tanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan
d.      Alat Pendidikan
Segala sesuatu yang sanggup dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan yang berfungsi untuk mempermudah atau mempercepat tercapainya tujuan pendidikan
e.       Lingkungan
Lingkungan sekitar yang dengan sengaja dipakai sebagai alat dalam proses pendidikan. Lingkungan berfungsi sebagai wadah atau lapangan terjadinya proses pendidikan

2.      Sistem Pendidikan Nasional
Sistem pendidikan Nasional yaitu satu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan acara pendidikan yang berkaitan satu dengan lainnya untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional. Sistem pendidikan nasional tersebut merupakan suprasistem yaitu suatu Sistem yang besar dan kompleks yang didalamnya tercakup beberapa belahan yang juga merupakan Sistem-sistem.

3.      Sistem Pendidikan Nasional Indonesia
Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan kepada pemerintah Republik Indonesia untuk mengusahakan dan menyelenggarakan satu system pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Hal tersebut berarti bahwa system pendidikan nasional dalam rangka menyelenggarakan satu system pendidikan nasional yang dimaksudkan.

Dalam sejarahnya, pendidikan di Indonesia pernah mempunyai undang-undang yang mengatur perihal pendidikan secara nasional mirip :
a.       UU No. 4 Th 1950 perihal Dasar-dasar pendidikan dan pengajaran disekolah
b.      UU No. 12 Th 1954 perihal pernyataan berlakunya UU No. 12 Th 1950 dari republik Indonesia dahulu perihal dasar-dasar pendidikan dan pengajaran disekolah untuk seluruh pengajaran di Indonesia
c.       UU No. 22 Th 1961 perihal perguruan tinggi
d.      UU No. 14 PRPS Th 1965 perihal majelis pendidikan Nasional
e.       UU No. 19 PNPS Th 1965 perihal pokok-pokok Sistem Pendidikan Nasional Pancasila

Pendidikan Nasional yang di memutuskan dalam UU No. 2 Th 1989 ini mengungkapkan prinsip-prinsipnya sebagai satu system yaitu :
a.       Yang berakar pada kebudayaan nasional dan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, serta melanjutkan dan meningkatkan pendidikan P4
b.      Merupakan satu keseluruhan dan dikembangkan untuk ikut berusaha mencapai tujuan nasional yaitu memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa demi terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila

c.       Mencakup jalur pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah
d.      Mengatur bahwa jalur pendidikan sekolah terdiri atas tiga jenjang utama yaitu pendidikan dasar, pendidikan menengah dan perguruan tinggi yang masing-masing pula terbagi dalam jenjang atau tingkatan
e.       Mengatur bahwa kurikulum akseptor didik dan tenaga kependidikan, terutama guru, dosen, atau tenaga pengajar merupakan tiga unsure yang tidak sanggup dipisahkan dalam kegiatan berguru mengajar
f.       Mengatur secara terpusat (sentralisasi) namun penyelenggaraan satuan dan kegiatan pendidikan dilaksanakan secara tidak terpusat (desentralisasi)
g.      Menyelenggarakan satuan dan kegiatan pendidikan sebagai tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah
h.      Mengatur bahwa satuan dan kegiatan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat berkedudukan serta diperlakukan dengan penggunaan ukuran yang sama
i.        Mengatur bahwa satuan dan acara pendidikan yang diselenggarakan masyarakat mempunyai kebebasan untuk menyelenggarakannya sesuai dengan cirri atau kekhususannya masing-masing sepanjang cirri itu tidak bertentangan dengan pancasila sebagai dasar Negara pandangan hidup bangsa dan ideologi bangsa
j.        Memudahkan akseptor didik memperoleh pendidikan yang sesuai dengan bakat, minat, dan tujuan yang hendak dicapai serta memudahkannya mengikuti keadaan dengan perubahan lingkungan
Berdasarkan deskripsi tujuan pendidikan Nasional tersebut, kita sanggup melihat beberapa kualifikasi insan Indonesia seutuhnya yang mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :
a.       Beriman dan bertakwa terhadap tuha yang Maha Esa
b.      Berbudi pekerti luhur
c.       Memiliki pengetahuan dan keterampilan
d.      Memiliki kesehatan jasmani dan rohani
e.       Memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri
f.       Memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan

4.      Dasar dan Tujuan Sistem Pendidikan Nasional
Fungsi pendidikan Nasional sebagaimana ditegaskan pada pasal 3 yaitu untuk menyebarkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional. Tujuan nasional Indonesia terperinci termaktub dalam Alinea IV pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu:
a.       Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
b.      Memajukan kesejahteraan umum
c.       Mencerdaskan kehidupan bangsa
d.      Ikut melaksanakan ketertiban dunia
e.       Mencapai masyarakat yang adil dan makmur

F.     Demokrasi Pendidikan

1.      Pengertian dan Pentingnya Demokrasi Pendidikan
Menurut KBBI demokrasi diartikan sebagai gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga Negara

Demokrasi Pendidikan merupakan pandangan hidup yang mengutarakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama didalam berlansungnya proses pendidikan antara pendidik dan anak didik serta juga dengan pengelola pendidikan.

Manfaat Demokrasi Pendidikan :
a.       Rasa hormat terhadap harkat sesama manusia
b.      Setiap insan mempunyai perubahan kearah pikiran yang sehat
c.       Rela berbakti untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama


2.      Prinsip-Prinsip Demokrasi dalam Pendidikan
a.       Menunjang tinggi harkat dan martabat insan sesuai dengan nilai-nilai luhurnya
b.      Wajib menghormati dan melindungi hak asasi insan yang bermartabat dan berbudi pekerti luhur
c.       Mengusahakan suatu pemenuhan hak warga Negara untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran nasional dengan memanfaatkan kemampuan pribadinya, dalam rangka menembangkan kreasinya kearah perkembangan dan kemajuan iptek tanpa merugikan pihak lain.

FAKTOR INDIVIDU PELAJAR DILIHAT DARI SEGI PSIKOLOGIS
Semua keadaan dan fungsi psikologi tentu saja kuat terhadap proses berguru yang juga bersifat psikologis itu. Beberapa faktor utama akan dikemukakan dalam makalah ini secara singkat yang antara lain sebagai berikut :

1) Faktor Minat
Seseorang tidak mempunyai minat untuk mempelajari sesuatu tidak sanggup diharapkan bahwa ia akan berhasil dengan baik dalam mempelajari hal tersebut; sebaliknya, kalau seseorang berguru dengan penuh minat, maka sanggup diharapkan hasilnya akan lebih baik.

2) Faktor Kecerdasan
Kecerdasan sangat besar peranannya dalam mencapai sesuatu keberhasilan, orang yang lebih cerdas pada umumnya akan lebih bisa berguru dari pada orang yang kurang cerdas.

3) Faktor Bakat
Disamping faktor kecerdasan, faktor talenta juga merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil berguru seseorang. Hampir tidak ada orang membantah bahwa berguru pada bidang yang sesuai dengan talenta memperbesar kemungkinan berhasilnya perjuangan itu. Akan tetapi banyak sekali hal – hal yang menghalangi untuk terciptanya kondisi yang sangat diinginkan oleh setiap orang itu.

4) Faktor Motivasi
Motivasi yaitu kondisi psikologi yang mendorong seseorang untuk melaksanakan sesuatu. Kaprikornus motivasi untuk berguru yaitu kondisi psikologi yang mendorong seseorang untuk belajar. Hasil berguru pada umumnya meningkat bila motivasi untuk berguru bertambah, maka pada umumnya duduk kasus mengenai kaitan motivasi itu dengan berguru yaitu bagaimana mengatur supaya motivasi sanggup ditingkatkan supaya berguru sanggup optimal.
Faktor motivasi ini terdiri dari dua macam yaitu :
1. Motivasi Intrinsik.
2. Motivasi Ekstrinsik.

5) Faktor Kemampuan – kemampua Kognitif
Walaupun diakui tujuan pendidikan itu meliputi aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor namun pada umumnya aspek kognitif yang selalu diutamakan bahkan kadang – kadang terdapat praktek – praktek yang menandakan seakan – akan aspek kognitif sajalah yang berlaku kini ini. Maka dari itu kemampuan – kemampuan kognitif akan tetap merupakan faktor – faktor yang penting dalam kegiatan berguru mengajar para siswa atau mahasiswa.
Seperti itulah faktor utama yang sangat kuat terhadap proses berguru yang sanggup kami kemukakan dalam makalah pada kesempatan kali ini.




CIRI–CIRI PESERTA DIDIK DALAM KEHIDUPAN PSIKOLOGIS YANG PERLU DIKEMBANGKAN MELALUI PENDIDIKAN.
1. Identivikasi anak didik dengan orang cerdik balig cukup akal atau pendidikannya.
Dengan identivikasi ini mulai timbul pada usia 4 tahun dan mulai sering nampak pada usia puber perjaka (di tingkat sekolah lanjutan) lantaran pada masa ini jiwa siswa mulai bangun, maka dari itu peranan seorang guru agama sangat penting pada masa – masa perkembangan ini, hal ini untuk mengarahkan perkembangan mereka dan kerjasama pendidik secara terpadu.
2. Ketergantungan anak pada pendidik
Sifat ketergantungan kepada pendidik ini harus diusahakan secara berangsur – angsur dihilangkan dengan cara menumbukan rasa percaya diri sendiri untuk bisa mengatasi kasus yang dihadapinya.
3. Ketertiban akseptor didik kepada kewibawaan pendidikan
Kewibawaan yaitu kepenurutan dan kepatuhan akseptor didik kepada pendidiknya atas dasar kesadaran, hormat dan simpati.
4. Kewibawaan pendidikan
Kewibaan pendidikan sangat diharapkan dalam dunia pendidikan untuk menuntun dan mengarahkan perkembangan rohaninya terutama ke arah pendewasaan secara rohaniah. Jika pendidikan tanpa kewibawaan akan mengganggu proses pendidikan akseptor didik.
5. Suri Tauladan
Suri tauladan dari pendidikan memegang peranan yang sangat penting. Sebab itu diusahakan setiap pendidikan menjadi penuntun akseptor didiknya.

C. Hal–hal Yang Harus Dilakukan Terhadap Faktor–faktor Utama Psikologis Pendidikan.
1. Minat
Untuk menyalurkan minat para siswa maka perlu adanya pilihan jurusan atau pemilihan bidang studi pada forum – forum pendidikan.
2. Kecerdasan
Untuk meningkatkan atau mempartahankan suatu kecerdasan diharapkan derma – derma yang sangat khusus untuk sanggup menuntaskan sekolah dasar.
3. Bakat
Bakat harus didukung dengan adanya biaya untuk mengembangkannya dan harus didukung oleh sarana dan prasarana.
4. Motivasi
Untuk kasus ini ialah kita harus bisa menumbuhkan dan meningkatkan motivasi supaya sanggup menghasilkan berguru yang optimal.
5. Kemampuan – kemampuan kognitif\
Yang harus kita lakukan terhadap faktor ini ialah mengatur faktor ini sehingga mempunyai efek yang sanggup membantu tercapainya hasil berguru yang optimal.


= Baca Juga =



Related : Dasar-Dasar Kependidikan

0 Komentar untuk "Dasar-Dasar Kependidikan"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)